Chapter 302: Terobosan Baru
Chapter 302: Terobosan Baru
Karena ikan-ikan ini memiliki efek yang baik untuk dirinya mengendalikan kekuatan misterius di dalam tubuhnya, Randika tidak bisa melepaskan kesempatan ini.
Kolam yang berada di tengah-tengah gua terpencil ini benar-benar fenomena yang aneh, Randika menganggap bahwa kolam ini merupakan kolam sakral yang sudah ada sejak dulu. Terlebih lagi ada makhluk hidup yang tinggal di kolam ini sungguh patut dipertanyakan. Menurut analisa Randika, karena ikan-ikan itu selama ini berada di kolam sakral ini, mereka telah menyerap energi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, inilah kesempatan terbaik Randika untuk mengontrol kekuatan misterius di dalam tubuhnya. Asalkan dia memakan banyak ikan dari tempat ini, seharusnya dia dapat mengontrolnya dengan sempurna.
Mengingat betapa kuat kekuatan misteriusnya itu, Randika jelas tergoda untuk menggunakannya. Jadi dengan tubuh telanjangnya, dia langsung menceburkan diri ke dalam kolam.
Pada saat ini, air terciprat ke segala arah dan, pada saat yang bersamaan, Randika langsung menggigil kedinginan. Air kolam ini benar-benar dingin, adik besarnya itu sampai ikut mengkerut dan menjadi kecil.
Namun, Randika tidak terlalu memedulikannya. Selama dia bisa mengendalikan kekuatan misterius di dalam tubuhnya, pengorbanan seperti ini sangatlah setimpal. Apabila dibandingkan dengan pengalaman hidupnya selama ini, air dingin ini bukanlah apa-apa baginya.
Ketika permukaan air yang tenang itu tiba-tiba penuh dengan riak, ikan-ikan itu terkejut dan berlarian ke mana-mana. Sayangnya ada seekor ikan yang terjebak di pusaran air dan langsung tertangkap oleh Randika. Tanpa sungkan-sungkan, Randika langsung melahapnya.
Setelah ikan itu tertelan, energi dingin itu langsung menyatu dengan energi gabungan sebelumnya. Pada saat ini, Randika sudah berenang menuju dasar kolam. Setelah beberapa saat, dia membuka matanya untuk memeriksa keadaannya. Dia benar-benar terkejut ketika melihatnya.
Kedalaman kolam ini benar-benar mengejutkan, menurut perkiraannya kedalamannya itu lebih dari 15 meter. Terlebih lagi, kolam ini jauh lebih besar daripada ketika dia melihatnya dari atas.
Melihat kolam yang menakjubkan ini, Randika semakin kagum dengan alam.
Di saat Randika menyelam, dia menemukan segerombolan ikan yang berenang bersama-sama dengan gembira. Randika senang bukan main, di matanya ikan-ikan itu sudah sama seperti harta karun.
Tanpa pikir panjang, Randika langsung melesat menuju ikan-ikan tersebut dan berhasil menangkap 4 ikan dengan kedua tangannya.
Hannah yang menutup matanya itu menunggu Randika yang menyelam di pinggir kolam. Pada saat ini, tiba-tiba Randika muncul dari dalam air dan membawa empat ikan di tangannya.
Setelah memberikannya pada Hannah, Randika kembali menyelam telanjang bulat ke dalam kolam. Setelah beberapa saat, dia kembali muncul dari dalam air dan air langsung membasahi ke segala arah.
"Kak, hati-hati dong." Hannah yang terkejut itu langsung menutupi matanya dengan tangannya.
Tanpa berbicara apa-apa, Randika melahap 4 ikan yang dijaga Hannah itu dan beberapa ikan yang barusan dia tangkap.
Dengan beberapa ikan sekaligus, energi yang masuk ke dalam tubuhnya itu langsung menyatu dan membentuk bola yang cukup besar. Bola energi itu langsung bekerja dan menyerap kekuatan misterius Randika.
Pada saat dia menyelam kembali, Randika merasa heran. Sepertinya ada aura dingin yang menyelimuti dirinya selama dalam air. Aura dingin ini sepertinya membantu menekan kekuatan misterius di dalam tubuhnya, jadi menurut analisanya kolam inilah yang menjadi sumber energi para ikan tersebut.
Tidak ada penjelasan lain yang bisa Randika pikirkan lagi, sepertinya dia telah menemukan kolam sakral yang sudah berusia ratusan tahun.
Setelah muncul kembali di atas, Randika kembali mengunyah ikan-ikan itu. Dia tidak keberatan dengan ikan yang meronta-ronta di mulutnya, lagipula ini juga demi keselamatan dirinya jadi dia tidak akan sungkan menghabisi ikan-ikan tersebut.
"Han, apa kamu lapar?" Randika tersenyum dan memberikan beberapa ikan kepada Hannah.
Dengan mata tertutup, Hannah dengan cepat menggelengkan kepalanya. Bau amis dan sensasi ikan yang dia kunyah tadi malam masih menghantui pikirannya. Kalau bukan karena Randika yang sedang kritis, dia tidak akan mungkin mengunyahnya.
Melihat Hannah menolak, Randika tidak sungkan-sungkan. Dia kembali memakan ikan itu dan kembali menyelam.
Jumlah ikan-ikan sebesar ibu jari ini sangat banyak di dalam kolam ini, tetapi Randika tidak bisa menemukan spesies lain selain ikan-ikan ini.
Randika tidak peduli, dia hanya peduli dengan ikan-ikan ini.
Sambil berenang mengincar target, Randika berhasil menangkap beberapa ikan dengan kedua tangannya.
Hannah sudah lelah menutup matanya dan duduk di kejauhan, lagipula kakak iparnya itu hanya muncul ke permukaan untuk mengunyah dan kembali menceburkan diri ke dalam kolam.
Di dalam hatinya Hannah itu terheran-heran, Randika pasti lapar sekali sampai-sampai berani berbuat seperti itu.
Randika sendiri sangat puas dengan hasilnya, gabungan energi ikan dan pil obatnya itu berhasil menyerap kekuatan misterius di dalam tubuhnya jauh lebih cepat daripada kemarin.
Selama dia berhasil menyerap dan menggunakan kekuatan misterius itu, siapa yang berani melawan dirinya di dunia ini?
Bahkan berikutnya dia melawan 2 atau 3 Dewa dari 12 Dewa Olimpus, dia yakin bisa menghajar mereka dengan 1 tangan!
Randika kembali menyelam dan muncul permukaan hanya untuk mengunyah hasil tangkapannya. Jika dia bisa makan di dalam air, mungkin dia sama sekali tidak akan keluar.
Ikan-ikan di dalam kolam itu kebingungan, mereka merasa bahwa teman-temannya itu menghilang satu per satu. Ketika Randika berenang menuju kawanan mereka, ikan-ikan ini tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah ketika tertangkap.
Randika sudah tidak tahu berapa puluh ikan yang dia makan. Ketika dia hendak kembali menyelam, dia merasa perutnya itu sudah penuh.
Randika geleng-geleng dan tersenyum pahit. Dia hampir lupa bahwa perutnya memiliki kapasitas terbatas, kalau tidak bisa-bisa dia memakan semua ikan yang ada di dalam kolam.
Namun karena perutnya itu sudah penuh dan energi di dalam tubuhnya sedang bekerja, Randika memutuskan untuk melihat-lihat apa yang ada di dalam kolam air dingin ini.
Melihat ke sekelilingnya, tidak ada sesuatu yang mencolok. Selain tumbuh-tumbuhan air di sisi kolam, tidak ada sosok hewan selain ikan-ikan kecil itu.
Randika mulai menyelam lebih jauh lagi. Ketika dia makin ke bawah, suhu air semakin dingin. Ajaibnya, dia merasa bahwa aura dingin yang menyelimutinya tadi justru makin membantu penyerapan kekuatan misterius di dalam tubuhnya.
Randika terkejut bukan main, berarti semakin dia menyelam ke bawah semakin cepat proses penyerapannya?
Bukankah ini hal bagus?
Tanpa ragu-ragu, Randika menyelam semakin dalam. Sekarang dia sudah berada di tengah-tengah kolam. Namun, Randika tiba-tiba mengerutkan dahinya. Suhu di sekitarnya itu sudah mencapai 3 derajat. Jika dia semakin menyelam ke bawah, suhunya bisa-bisa mencapai 0 bahkan lebih dari itu. Terlebih lagi, titik beku air adalah 0 derajat, jadi seharusnya air di bawahnya itu akan membeku.
Terlebih lagi, orang bisa-bisa mati beku karena tubuh telanjang manusia tidak bisa bertahan di suhu seekstrim itu. Tetapi Randika bukanlah orang sembarangan, dengan bantuan tenaga dalamnya dia bisa menghangatkan dirinya.
Randika kembali menyelam dan suhu air perlahan ikut turun. Tidak lama kemudian, suhu air di sekitarnya sudah mencapai 0 derajat. Tetapi ajaibnya air di kedalaman ini sama sekali tidak membeku.
Randika terlihat bingung, dan akhirnya dia menyadari bahwa kolam ini memang berbeda dengan yang lain. Sepertinya air di dalam kolam ini terlalu banyak dan sedikit mengandung garam jadi bagian bawah kola mini tidak membeku.
Setelah menyelam beberapa lama, Randika merasa bahwa penyerapan kekuatan di dalam tubuhnya itu jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Sekarang Randika sudah tidak berani menyelam lebih jauh lagi, karena suhu air yang terus menurun. Terlebih lagi, dia khawatir tubuhnya itu akan mengalami gangguan sirkulasi udara meskipun tenaga dalamnya itu melindungi dirinya.
Jadi Randika hanya mengapung sementara waktu. Setelah beberapa saat, dia mengaktifkan kekuatan misterius di dalam tubuhnya. Kekuatan misteriusnya itu langsung memberontak dan berusaha mengambil alih kesadaran Randika. Tetapi usahanya itu sia-sia, energi gabungan sebelumnya dan dibantu dengan aura dingin kolam, kekuatan misterius itu melebur jadi satu dengan tenaga dalam Randika.
Merasakan kekuatan yang melimpah, Randika merasa lebih bertenaga daripada sebelumnya. Dia selama ini belum mengalami terobosan sama sekali terhadap kekuatan misteriusnya itu, dan berkat datang ke gua ini sekarang dia berhasil melampauinya.
Terakhir kali dia mencoba adalah ketika dia bersemedi di kamar dan tiba-tiba Hannah datang mengganggu dirinya. Dalam sekejap tubuhnya itu tidak kuat menahan kekuatannya dan dia pun harus berbaring di rumah sakit.
Randika sekarang menutup matanya sambil terus mengapung. Ikan-ikan itu penasaran dengan sosok misterius yang tiba-tiba datang di kolam mereka.
Ikan-ikan itu menghampirinya dan berenang-renang di sekelilingnya.
Ikan-ikan ini sama dengan ikan-ikan sebesar ibu jari di permukaan, tetapi warnanya hanya sedikit lebih hitam dari sebelumnya.
Randika tidak peduli dengan ikan-ikan ini, dia merasakan bahwa tenaga dalamnya itu bersikulasi lebih cepat dan dia merasa jauh lebih bertenaga daripada sebelumnya. Kekuatan misteriusnya itu terus-menerus terhisap dengan cepat dan pada akhirnya melebur jadi satu!
Tenaga dalamnya yang melimpah itu mulai mengalir deras ke titik-titik vital di tubuhnya. Akhirnya, titik-titik tersebut tidak kuat menahan aliran deras tenaga dalamnya ini dan meledak menjadi serpihan!
Ketika titik-titik tersebut terbuka, tenaga dalam Randika yang seperti pusaran angin itu melesat dan membuat Randika penuh dengan tenaga.
Randika lalu membuka matanya dan merasakan bahwa pori-pori di tubuhnya itu terbuka dan bahkan air di sekitar pori-porinya itu seakan-akan terhempas.
Randika dapat merasakan bahwa kekuatan, reaksi, inderanya jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Daya tempurnya sudah menjadi 2x lipat daripada sebelumnya!
Dari awal Randika itu sudah sangat kuat. Jika kekuatannya itu menjadi 2x lipat lebih kuat, siapa yang bisa mengalahkannya?
Randika ingin tertawa, tetapi ketika mulutnya terbuka, air kolam langsung memasuki mulutnya.
Dia lupa kalau dia masih berada di air.
Tanpa pikir panjang, Randika berenang menuju permukaan kolam.
Hannah yang duduk lumayan jauh dari kolam itu sedang khawatir. Kenapa kakak iparnya itu tidak muncul-muncul? Apa dia bertemu dengan buaya di kolam itu?