Legenda Dewa Harem

Chapter 339: Semua Orang Bersiap untuk Bertempur



Chapter 339: Semua Orang Bersiap untuk Bertempur

Penjaga kios itu berjalan lalu berkata pada Hannah. "Tolong Anda naik ke atas panggung untuk menerima hadiah Anda."

Hannah begitu semangat ketika dia berjalan menuju ke atas panggung untuk mengambil hadiahnya. Namun pada saat ini, entah karena itu doa orang-orang yang iri atau angin yang tiba-tiba berhembus dengan kuat atau Hannah yang saking semangatnya itu menjadi teledor, tiket emas itu terlepas dari tangan Hannah dan terbang ke atas.

Pada saat ini, tiba-tiba ada hembusan angin kuat entah dari mana asalnya yang membuat tiket itu melayang makin tinggi.

Semua orang berteriak histeris, suara teriakan Hannah juga tidak kalah histerisnya. "Tiketku!"

Semua orang melihat tiket emas itu melayang-layang, mereka juga tahu bahwa pada akhirnya tiket itu akan jatuh ke lantai.

Semua orang sudah bersiap bertempur, lagipula ini adalah 200 juta rupiah gratis bagi mereka. Jika mereka mendapatkannya, bukankah ini definisi dari rejeki nomplok?

Meskipun mereka tahu bahwa tiket emas itu punya nona muda yang berjalan ke atas panggung, tidak ada batas waktu penukaran yang pasti dari pihak penyelenggara. Mereka tinggal menunggu waktu yang tepat dan mereka bisa menukarkan hadiah tersebut untuk diri mereka sendiri.

Orang-orang sudah mulai bergerak mengikuti pergerakan tiket emas tersebut, bisa dikatakan bahwa semua orang menjadi fokus pada satu tiket tersebut.

"Kak, bagaimana ini! Tiketku bisa-bisa hilang." Hannah dengan cepat menjadi panik ketika menghampiri Randika, dia sudah menyerah menerobos masuk ke dalam lautan manusia serakah itu.

"Sudah jangan khawatir, serahkan masalah ini pada kakakmu." Kata Randika dengan nada menenangkan.

Pada saat yang sama, tiket emas itu sudah mencapai titik tertingginya dan mulai turun. Hal ini langsung membuat semua orang menahan napas mereka.

Tiket itu masih melayang dengan santai di udara, ia tidak peduli dengan lautan manusia yang mendambakan kehadirannya. Dia melayang lalu turun, melayang lagi lalu turun lagi. Seluruh lantai tempat makanan ini menjadi heboh karena kejadian ini.

Namun, pada akhirnya tiket itu kehilangan momentumnya dan sudah hampir berada di jarak jangkauan orang-orang.

Ini dia!

Orang-orang yang berada di jalur jatuh tiket itu merasa senang, tetapi tiba-tiba, tiket itu melayang kembali karena hembusan udara seseorang. Hal ini membuat orang-orang kembali menjadi sedih.

Berkat hembusan napasnya yang kuat, Randika langsung memanfaatkan keadaan ini untuk melompat dan mengambil kembali tiket emasnya. Dia menggunakan salah satu bahu orang sebagai pijakannya untuk melompat.

Orang-orang yang tidak tahu apa yang terjadi terkejut ketika melihat sosok Randika. Bukankah gerakan Randika sudah seperti yang ada di film-film?

"Apa orang itu sedang rekaman film?" Salah satu orang yang menonton kerumunan orang itu terheran-heran ketika Randika melompati bahu orang satu per satu dengan cepat, dia sudah mirip seekor kelinci.

"Sejak kapan ada rekaman film di kota kita?"

"Efek film memang luar biasa! Lihat kita bahkan tidak melihat adanya tali yang mengikat orang itu."

Hannah melihat Randika melompat-lompat demi dirinya, hatinya langsung menjadi bersemangat kembali. "Ayo kak, kamu pasti bisa!"

Mereka yang sedang menunggu tiket emas itu jatuh merasa bahu mereka tertekan secara tiba-tiba, mereka merasa bahwa seperti sedang diinjak. Dan tentu saja, ketika mereka menoleh ke atas, mereka melihat Randika yang melompati mereka.

Kejadian ini membuat mereka terheran-heran sekaligus terpukau, mereka bahkan kehabisan kata-kata dengan apa yang telah terjadi.

Si penjaga kios sendiri juga terkejut-kejut ketika melihat Randika, dia bersumpah bahwa dia tidak pernah melihat kejadian mengejutkan seperti ini dalam hidupnya.

"Tiket itu akan jatuh!"

Orang-orang kembali bersemangat, inilah saat-saat penentuannya. Sekarang tinggal keberuntungan saja, siapa cepat dia dapat!

"Punyaku! Punyaku!"

"Minggir! Tiket itu milikku!"

Banyak orang mulai melompat-lompat sambil menjulurkan tangan mereka ke atas, mereka berusaha meraih tiket emas tersebut.

"Siapa cepat dia dapat!"

"Hidup santai aku datang!"

Semua orang sudah menggila, pada saat yang sama, orang-orang yang lain juga mulai bergabung dengan mereka.

"Minggir, minggir!"

"Bajingan! Jangan dorong-dorong oi!"

Semua orang sudah buta dengan sekelilingnya ketika tiket itu hampir mencapai jangkauan tangan mereka. Tetapi pada saat ini, tiba-tiba ada sosok misterius yang menyabet tiket emas itu di udara dan mendarat di tempat yang sepi dengan tiket tersebut tergenggam erat di tangannya.

Semua ini terjadi begitu cepat, tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi. Mereka sekilas hanya bisa melihat bayangan hitam yang menyambar tiket emas itu.

Mereka semua masih tidak apa yang telah terjadi, sedangkan orang-orang yang melihat aksi Randika sudah terpukau habis.

Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan mereka ketika melihat Randika salto sebanyak 3x di udara.

Kejadian ini sudah tidak masuk akal, kalau ini bukan proses rekaman film, ini pasti mimpi!

"Kak Randika memang luar biasa!" Hannah sudah meloncat kegirangan. Randika lalu berjalan dengan santai menghampirinya dan berkata padanya. "Nih, jangan hilang lagi. Sudah sana cepat ambil hadiahnya terus pulang."

"Ayo kak, kita ambil hadiahnya sama-sama!"

Orang-orang mulai menghela napas mereka, mereka menatap iri pada Randika dan Hannah sekali lagi.

"Kalau saja 200 juta itu milikku, pasti aku bisa mendapatkan cewek secantik itu."

"Hah? Kamu kira 200 juta cukup? Kalau habis ya kamu ditinggal bro! Hahaha!" Kata temannya.

"Omong-omong, pacar laki itu benar-benar cantik dan sexy!"

"Kalau gitu intinya apa? Orang itu sudah kaya bahkan sebelum menang undian itu!"

Semua orang masih berusaha menenangkan diri setelah kejadian yang menguras tenaga mereka itu. Si penjaga kios mempersilahkan Hannah dan Randika untuk naik ke atas panggung.

"Mari kita sambut pasangan yang telah memenangkan undian kita kali ini!" Kata si penjaga kios.

Randika terkejut ketika mendengarnya, begitu pula orang-orang yang berbaris di belakang Hannah tadi. Mereka dengan jelas mendengar bahwa Hannah memanggil Randika kakaknya, kenapa sekarang mereka diperkenalkan sebagai pasangan?

Ketika mendengar kata-kata tersebut, wajah Hannah tersipu malu. Namun tidak bisa dipungkiri, hati Hannah menjadi bahagia ketika mendengarnya.

Kedua orang ini lalu berjalan menuju atas panggung, orang-orang makin cemburu pada Randika.

"Sialan, sudah menang hadiah utama ternyata pacarnya juga cantik!"

"Benar-benar orang yang sungguh beruntung, aku harap istriku nanti akan secantik pasangannya itu."

"Sialan, kalau dia jomblo sudah pasti aku dekati!" Kata salah satu perempuan yang terlihat iri.

Di atas panggung, si penjaga kios mulai mewawancarai Randika dan Hannah.

"Pertama-tama, kamu ucapkan selamat pada kalian berdua karena telah memenangkan hadiah utama dari acara kamu. Uang sebesar 200 juta ini kami berikan pada kalian." Katanya sambil tersenyum.

"Terima kasih." Balas Hannah sambil tersenyum, dia benar-benar bahagia sekarang!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.